DEFORESTASI: Presiden Jokowi dan Menteri KLHK Siti Nurbaya -Foto Nett |
TOPRILIS.COM, JAKARTA - Indonesia ditempatkan sebagai negara teratas atas keberhasilannya menurunkan deforestasi secara signifikan di tengah ancaman kegagalan kesepakatan iklim akibat multi krisis global.
Penilaian ini disampaikan dalam laporan terbaru media internasional Washington Post yang bekerja dengan para ahli untuk menyusun kartu laporan bagi negara-negara di dunia terkait komitmen penurunan suhu bumi.
"Sementara hutan-hutan lain mengalami penurunan yang mengkhawatirkan, Asia tropis menjadi satu-satunya wilayah yang berada di jalurnya untuk menghentikan deforestasi pada akhir dekade ini. Yang terdepan adalah Indonesia, yang menahan hilangnya hutan sebesar 25 persen dari tahun 2020 hingga 2021 dan telah mengurangi deforestasi dalam lima tahun terakhir," tulis laporan Washingtonpost, seperti dikutip detikcom, Senin (7/11/2022).
Sementara itu dalam kajian yang melibatkan badan kemanusiaan CARE International, Norwegia ditempatkan sebagai pemasok keuangan iklim per kapita terbesar, dan salah satu dari hanya tiga negara kaya yang memenuhi janji menyediakan dana tambahan baru untuk mendukung agenda perubahan iklim. Norwegia telah berkomitmen untuk menggandakan jumlah pendanaan iklim yang diberikannya pada tahun 2026.
Kritik diberikan pada Amerika Serikat, yang meski menjadi negara terkaya di dunia namun hanya menyediakan dana yang lebih sedikit dari negara kaya lainnya. Melalui kongres tahun ini mengalokasikan $ 1 miliar untuk membantu negara-negara berkembang menangani perubahan iklim atau hanya sebagian kecil dari $ 11,4 miliar yang dijanjikan Biden pada COP tahun lalu.
Sementara Brazil mendapat sorotan tajam seiring kebijakan membuka hutan Amazon untuk bisnis, menjadikan tingkat deforestasi di negara ini telah mencapai rekor tertinggi. Citra satelit mengungkapkan ekosistem telah menyusut sekitar 17 persen, dan sebagian hutan sekarang mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida daripada yang diserapnya.
Inggris Raya tidak terlepas mendapat sorotan dalam kajian ini, karena hanya tujuh dari 17 negara yang menandatangani perjanjian untuk mengakhiri semua dukungan proyek bahan bakar fosil internasional pada akhir tahun 2022. Selain Inggris, kelompok itu termasuk Denmark, Swedia, Bank Investasi Eropa, Prancis, Belgia, dan Finlandia. (news.detik.com/Gun)