FLEKSIBILITAS BAGI PEREMPUAN: Diskusi bertajuk "Empowering Women to Shape the Future of Jobs" yang diselenggarakan World Bank pada Selasa (21/02/2023) -Foto dok kemenkeu.go.id |
TOPRILIS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mendorong perempuan untuk lebih mampu berkiprah di era ekonomi digital saat ini. Menkeu menyebut digitalisasi ekonomi memberikan peluang luar biasa besar bagi perempuan untuk semakin berkontribusi, tetapi pada saat yang sama tetap bisa mempertahankan perannya dalam keluarga.
Hal itu diungkapkan Menkeu ketika menjadi salah satu pembicara dalam diskusi bertajuk "Empowering Women to Shape the Future of Jobs" yang diselenggarakan World Bank pada Selasa (21/02/2023).
Menkeu mengungkapkan, situasi pandemi memunculkan banyak peluang bagi perempuan melalui platform digital, digital marketplace, dan sebagainya. "Hal tersebut memberikan fleksibilitas bagi perempuan untuk tetap tinggal di rumah merawat anak-anak, mengurus rumah, dan pada saat yang sama bisa lebih produktif sebagai pengusaha", ujar Menkeu.
Meski demikian, Menkeu memaparkan sejumlah hambatan yang harus diatasi agar perempuan dapat lebih berpartisipasi dalam perekonomian. Hambatan tersebut antara lain meliputi nilai keluarga, budaya, agama, peraturan, serta pandangan tentang perempuan yang dianggap kurang kompeten karena tidak mempunyai pendidikan memadai di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
Selain itu, penguatan literasi digital kepada perempuan juga menjadi aspek penting yang harus diperhatikan. Oleh karenanya, Menkeu mendorong perempuan untuk tak hanya mengenyam pendidikan dasar. Namun juga terpacu agar bisa meraih pendidikan tinggi, khususnya di bidang STEM.
Dari sisi pemerintah, Menkeu memaparkan sejumlah program untuk memastikan perempuan di Indonesia akan siap menghadapi era ekonomi digital dan ekonomi yang lebih hijau. Antara lain meliputi gerakan 1.000 startup digital dari Kementerian Kominfo di mana sebagian partisipannya adalah perempuan. Kementerian Koperasi dan UKM pun meluncurkan program "Kakak Asuh UMKM" serta "Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia".
Di Kementerian Keuangan sendiri, Menkeu juga mempromosikan layanan keuangan yang terjangkau bagi UMKM yang mayoritas pelakunya juga perempuan. Selain itu, Kemenkeu mendorong pemberdayaan perempuan melalui Gender Budget Tagging (GBT). "Hal tersebut untuk memastikan anggaran kita memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan", jelasnya.
Sebagai penutup diskusi, Menkeu memotivasi perempuan untuk semakin percaya diri, optimis, berani, dan tidak mudah diintimidasi. "Apapun yang kamu lakukan, bahkan setiap inci kemajuan mewakili banyak perempuan yang sedang berjuang", pungkasnya.(kemenkeu.go.id/gun)