TOPRILIS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa di tengah perekonomian dunia yang melambat, Indonesia masih tumbuh kuat. Meski banyak risiko mengancam seperti turbulensi geopolitik, kekeringan dan El Nino di beberapa negara, hingga ancaman pandemi berikutnya, perekonomian Indonesia tetap tumbuh dengan optimis, namun penuh dengan kehati-hatian.
“Pelemahan masih akan berlanjut selama 2023 hingga 2024 secara global untuk Indonesia, namun kita benar-benar harus memposisikan diri untuk memastikan bahwa permintaan domestik dapat dipertahankan dan kita punya banyak alasan untuk tetap optimis dengan perekonomian domestik kita,” ungkap Menkeu saat menghadiri dinner perayaan 160 tahun operasional Standart Chartered di Indonesia, pada Rabu (14/06/2023).
Dalam acara yang turut dihadiri juga oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto tersebut, Menteri Keuangan melakukan sesi diskusi dengan Dr José Viñals, Group Chairman Standard Chartered.
Dimana dalam diskusi itu turut membahas seputar perekonomian ASEAN, terutama pada era Keketuaan Indonesia tahun ini. Sesuai dengan semangat yang diusung, Epicentrum of Growth, Keketuaan Indonesia menekankan pada kolaborasi dan kooperasi untuk memastikan perekonomian kawasan terus terjaga, termasuk pada ASEAN+3 bersama dengan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.
“Kami ingin menjadikan negara di kawasan ASEAN relatif berkinerja baik jika dibandingkan dengan banyak kawasan lain di dunia. Stabil secara politik, keamanan serta reformasi dan kinerja ekonomi selalu relatif baik. Seiring berjalannya waktu kita akan menciptakan pasar yang lebih besar, memiliki lebih banyak sumber pertumbuhan ditengah ketidakpastian global,” tuturnya.
Selanjutnya, isu mengenai perubahan iklim juga menjadi sorotan, termasuk kesempatan yang terbuka bagi dunia bisnis terkait komitmen transisi energi Indonesia. Menurut Menkeu, Indonesia memiliki determinasi yang sangat kuat terkait perubahan iklim, mulai dari Mekanisme Transisi Energi (ETM) yang diluncurkan pada Presidensi G20 Indonesia 2022 lalu, hingga kerja sama dengan Just Energy Transition Partnership (JETP) dan juga Climate Fund.
Ia mengaku, ini semua menyediakan peluang bagi bisnis untuk turut urun kerja sama mengakselerasi proses transisi Indonesia menuju energi terbarukan.
“Saya akan mengundang Anda baik sebagai penasihat, pemodal atau siapa pun di antara Anda yang ingin bekerjasama membangun energi terbarukan. Saya pikir ini semua merupakan peluang bagi Indonesia yang sangat kaya akan sumber daya alam, untuk itulah mengapa kami ingin membuat pilihan yang bijak,” tukasnya.
Terakhir, diskusi ditutup dengan pertanyaan mengenai kondisi perekonomian Indonesia menjelang Pemilu 2024. Menanggapi itu, Menkeu mengimbau untuk tidak perlu khawatir. Menkeu memastikan, bahwa keberlangsungan serta keandalan perekonomian Indonesia akan terus terjaga di tengah demokrasi yang begitu berwarna.(kemenkeu.go.id/gun)