WAWANCARA: Kepala UDD PMI Banjarmasin Dokter Aulia Ramadhan Supit – Foto Dok Faisal |
TOPRILIS.COM, KALSEL- Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2023 di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), menunjukan tanda-tanda memprihatinkan.
Bahkan dalam kurun waktu enam bulan ini saja, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin mencatat sudah ada 64 kasus gigitan nyamuk aedes aegypti itu. Angka tersebut melonjak tajam jika dibandingkan 2022 lalu yang hanya mencapai 62 kasus.
Akibat hal tersebut, Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) Kota Banjarmasin mengaku sekarang cukup kewalahan untuk memenuhi kebutuhan kantong platelet atau trombosit bagi pasien DBD.
“Naik kebutuhannya hingga 25 persen dibanding hari biasa. Bahkan sekarang minimal kita harus menyediakan 50 kantong platelet atau trombosit untuk pasien DBD dibeberapa rumah sakit,” ungkap Kepala UDD PMI Banjarmasin Dokter Aulia Ramadhan Supit, Kamis (20/7/2023).
Untuk mencari 50 kantong platelet atau trombosit sendiri diakuinya tidaklah mudah. Selain harus mencari pendonor, ketahanan kantong platelet atau trombosit maksimal hanya mencapai 4 – 5 hari saja.
“Jadi kita tidak bisa stok banyak-banyak, karena waktunya terbatas. Berbeda dengan kantong darah biasa itu bisa tahan 30 – 40 hari,” tambahnya lagi.
Selain itu setiap masyarakat yang terkena DBD setidaknya membutuhkan 6 – 10 kantong platelet atau trombosit.
“1 orang perlu banyak 6 – 10 platelet atau trombosit, khususnya untuk kasus DBD yang sudah lumayan parah karena lambat ditangani atau dirujuk ke rumah sakit,” timpalnya.
Melihat kenyataan ini pihaknya pun sekarang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan kantong platelet atau trombosit. Salah satunya dengan rutin menghubungi pendonor aktif agar mau mendonorkan darahnya kembali.
“Kita juga rutin melakukan sosialisasi dan jemput bola ke masyarakat agar produksi kantong darah kita bisa terus stabil demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang sedang memerlukan kantong darah untuk pengobatan sakitnya,” tukasnya.(sal/eza)