TOLAK: Hamas "secara mutlak" menolak tawaran Israel yang mengharuskan setidaknya enam petinggi kelompok itu keluar dari Jalur Gaza - Foto Net.
TOPRILIS.COM, JAKARTA - Hamas Palestina menolak tawaran Israel yang mengizinkan petinggi kelompok perlawanan itu keluar dari Jalur Gaza. Tawaran itu diusulkan Israel dalam upaya negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Sumber yang mengetahui perundingan ini melaporkan Hamas dan Israel sudah sepakat soal prinsip-prinsip pembebasan sandera dan gencatan senjata. Namun, sumber itu memaparkan Hamas "secara mutlak" menolak tawaran Israel yang mengharuskan setidaknya enam petinggi kelompok itu keluar dari Jalur Gaza sebagai syarat perundingan.Reuters, dua dari enam pemimpin yang diminta keluar Gaza itu itu yakni Yahya Sinwar dan Mohamed al-Deif. Mereka termasuk dalam daftar orang-orang yang harus dibunuh atau ditangkap Israel di Gaza.
Israel sebelumnya menawarkan kesepakatan gencatan senjata dengan imbalan pemimpin Hamas angkat kaki dari Gaza. Pembahasan ini telah didiskusikan di internal Israel sebanyak dua kali.
Dikutip Al Jazeera, sejumlah pejabat meyakini Hamas akan menolak usulan itu.
Respons terbaru Hamas juga muncul setelah ramai laporan yang menyebut Israel telah mengajukan tawaran terkait solusi di Palestina ke Mesir dan Qatar.
Usulan ini mencakup jeda pertempuran dua bulan, pembebasan seluruh sandera secara bertahap, warga Gaza utara yang mengungsi bisa kembali ke rumah, dan lebih banyak bantuan masuk.
Namun, di kesempatan terpisah Hamas menegaskan ingin agresi Israel di Gaza betul-betul berakhir, bukan cuma jeda pertempuran.
Hamas juga sempat mengajukan tawaran penarikan total pasukan Israel dan mengakui kelompok ini sebagai pemerintahan di Jalur Gaza.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak persyaratan itu. Dia menilai tawaran tersebut menyia-nyiakan usaha pasukan Zionis selama ini.
Agresi Israel di Gaza dimulai sejak 7 Oktober. Imbas serangan mereka, lebih dari 25.000 jiwa di Palestina meninggal.
Israel juga menyerang fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah, hingga kamp pengungsian.(CNN Indonesia/elh)
Tags
Internasional