Hal ini lantaran komoditas tersebut memiliki dampak secara langsung terhadap laju inflasi.
“Perhatian kita saat ini karena trennya meningkat tajam itu adalah bawang merah, itu 314 kabupaten/kota dari 512 kabupaten/kota,” kata Mendagri Tito saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (29/4).
Mendagri Tito menungkapkan salah satu faktor penyebab kenaikan inflasi, yaitu turunnya produksi bahan pangan di beberapa wilayah di Indonesia.
Khusus untuk harga jagung, dia menilai diperlukan mekanisme khusus sehingga penyerapan panen jagung dalam negeri lebih optimal.
"Perlu adanya mekanisme untuk mengatur penyerapan jagung yang sedang panen dan membantu pengeringannya agar tetap dapat diterima oleh para peternak,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mendagri Tito juga menilai angka inflasi saat ini masih cukup terkendali, yakni di angka 3,05 persen.
Namun demikian, dia tetap mengingatkan Pemda agar mewaspadai berbagai macam faktor yang dapat memicu kenaikan inflasi.
"Meskipun kita masih bisa mengendalikan inflasi, kita harus tetap waspada. Target inflasi kita untuk tahun ini adalah di angka 2,5 persen plus minus satu persen. Jangan sampai kita terlena dengan angka 3,05 persen," pungkas Mendagri Tito Karnavian.(jpnn.com/elh)
Tags
Nasional