Dari BUD ke ASN, Kini Leni Jadi Analis Sumber Daya Air

PERJUANGAN: Perjuangan Lini Angraini, perempuan 26 tahun asal Desa Karuh, Kecamatan Batumandi, Balangan, dapat Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dari Adaro - PT Adaro Indonesia.

TOPRILIS.COM, KALSEL - Lini Angraini, perempuan 26 tahun asal Desa Karuh, Kecamatan Batumandi, Balangan, menyimpan sebuah perjalanan yang penuh perjuangan dan inspirasi. Sebagai anak sulung dari lima bersaudara, Lini sapaan akrabnya, tumbuh di tengah keluarga petani yang menggantungkan hidup dari hasil sawah dan perkebunan karet. Ayahnya, Suhaimi, dan Ibunya, Rusminah, bekerja keras untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi keluarga. Di balik kehidupan sederhana ini, Lini tumbuh menjadi sosok yang memiliki tekad kuat untuk meraih cita-citanya.


Ia menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 2 Batumandi dan melanjutkan ke SMA Negeri 1 Paringin. Kehidupan sekolahnya tidak mudah, namun tekadnya untuk melanjutkan studi tetap membara. Ketika memasuki tahun 2014, Lini berhasil diterima di IPB University dengan memilih jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan di Fakultas Teknologi Pertanian.

Namun, perjalanan menuju kuliah tidaklah mudah. Dengan keterbatasan ekonomi keluarganya, Lini mencari jalan melalui berbagai jalur seleksi masuk perguruan tinggi.

"Saya sudah sempat mencoba jalur tes yang waktu itu bernama SNMPTN, SBMPTN, dan jalur mandiri mengambil teknik sipil tetapi semua tidak ada yang lulus,” cerita Lini.  

Tahun 2014 menjadi tahun yang penuh pencarian bagi Lini, terutama dalam mencari informasi mengenai beasiswa. Dengan bantuan guru-gurunya, Lini akhirnya mendapat informasi Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dari Adaro dan mencoba peruntungannya.

“Beasiswa ini tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga tempat tinggal dan pembiayaan biaya kuliah (UKT),” ungkap Lini.  

Hal ini sangat membantu dalam memastikan kelancaran studinya tanpa harus khawatir tentang biaya hidup dan kuliah yang mahal.

“Sudah saya hitung, dengan penghasilan orang tua 1-2 juta, menghidupi yang saat itu ada empat orang anak, saya rasa kuliah hanya bertahan setengah jalan saja,” ceritanya.

Beruntung saat mengikuti seleksi BUD, Lini berhasil lulus dan bisa melanjutkan studi ke IPB University.

"Motto hidup saya adalah, kalau kita berusaha sekuat tenaga, kita pasti akan mendapat hasil terbaik," ujar Lini dengan mantap.

Ia bercerita bahwa salah satu aspek penilaian BUD adalah nilai SMA dari semester satu. Ia tidak menyesal meski pada saat itu banyak teman-teman yang lain masih suka bermain, sedang ia fokus untuk tekun belajar dan membaca banyak buku.

“Karena dulu sudah berusaha yang terbaik, jadi sekarang rasanya tidak ada penyesalan,” tambah Lini.

Selama kuliah, Lini tidak hanya fokus pada akademis. Dia aktif dalam berbagai organisasi dan kegiatan sosial. Mulai dari mengajar Taman Pendidikan Alquran (TPA) untuk anak-anak, mengajar anak-anak putus sekolah di akhir semester sambil skripsi, hingga menjadi bagian dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas, Lini terlibat dalam berbagai kegiatan yang membantu masyarakat sekitarnya.

"Saya sudah terbiasa mengajar dari dulu, lebih ke volunteer. Paling tidak mereka bisa menghitung dasar, membaca," kata Lini mengenai pengalaman mengajarnya kepada anak-anak dari lapisan masyarakat yang berbeda.

Meski banyak kegiatan yang diikuti, Lini tak lantas melupakan tugas utamanya. Walau sempat kewalahan membagi waktu, perlahan Lini bisa mengatasinya.

“Saat menunggu kumpul organisasi misalnya, disela-selanya sambil mengerjakan tugas, sambil belajar, dan membuat resume. Jadi ketika ujian sudah ada catatan, tinggal dibaca kembali untuk mengingat,” kata Lini membagikan metode belajarnya.

Sudah aktif berorganisasi, kegiatan sosial, dan tak melupakan akademik, Lini juga seorang yang berprestasi. Beragam kejuaraan diikutinya. Hasilnya, ia pernah meraih juara satu perencanaan desain rumah eco-village dengan bahan-bahan alami dan juara satu lomba tulis lakon drama. Di akhir studi, Lini berhasil lulus dengan predikat cumlaude tahun 2018 dan memperoleh IPK 3.70.

Menyandang gelar teknik sipil, Lini kembali dan siap mengabdikan diri untuk mengembangkan daerah asalnya. Saat ini Lini bergabung dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Perkim di Balangan sebagai seorang pegawai negeri sipil. Tugasnya adalah menganalisis sumber daya air di Kabupaten Balangan, termasuk potensi irigasi, pengendalian banjir, dan perbaikan infrastruktur.

"Merencanakan kebutuhan masyarakat setiap tahun bersama Bapeda untuk menyaring aspirasi masyarakat, dikembangkan sesuai persetujuan Rencana Strategis Kabupaten," papar Lini mengenai pekerjaannya.

Salah satu pencapaiannya adalah perluasan jaringan irigasi di Desa Karuh pada tahun 2023, yang berhasil meningkatkan produksi pertanian setempat.

“Dari hasil pertanian untuk satu orang petani terdapat kenaikan produksi pertanian 40% dibandung tahun sebelumnya,” ujarnya.

Perjuangan Lini tidak hanya terbatas pada pendidikan dan karier. Ia juga bercita-cita untuk membawa perubahan positif bagi desanya sendiri, terutama dalam mengembangkan potensi ekonomi masyarakat melalui usaha peternakan. Impiannya tidak hanya tentang membangun usaha, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat dengan sistem bagi hasil yang adil.

"Rencana nanti kalau punya modal ingin bikin peternakan sapi terus nanti yang mengerjakan orang-orang di sini dengan bagi hasil," tutur Lini dengan penuh harapan akan masa depan.

Bagi Lini, pendidikan bukan hanya tentang mengumpulkan nilai tinggi, melainkan juga memahami bagaimana ilmu yang dipelajarinya dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Dengan pengalaman yang dimilikinya, baik dari kuliah, hingga aktivitas sosial, Lini membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat, segala hal yang diimpikan dapat dicapai.(rls/elhami)








Muhammad Elhami

“sesobek catatan di antara perjalanan meraih yang kekal dan memaknai kesementaraan; semacam solilokui untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, berbagi keresahan dan kegetiran, keindahan dan kebahagiaan, agar hidup menjadi cukup berharga untuk tidak begitu saja dilewatkan”

Lebih baru Lebih lama