Cegah Terjadinya Resiko Tinggi Kehamilan dan Komplikasi, Puskesmas Lokbatu Terapkan Inovasi BUMIL CERDASS DIAN

INOVASI: Kegiatan inovasi BUMIL CERDASS DIAN Puskesmas Lokbatu di posyando beberapa desa - Foto Puskesmas Lokbatu.

TOPRILIS.COM, KALSEL - Program pembangunan kesehatan Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal.

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator derajat kesehatan di suatu wilayah. Angka ini menunjukkan bahwa AKI dan AKB sangat penting untuk diperhatikan.

Inovator Dian Veranita Indiati, SST, Sabtu (18/8/2024) menjelaskan, Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan  jumlah kematian ibu yang meninggal dari suatu penyebab kematian yang terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kasus kecelakaan) selama kehamilannya, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan).

Berdasarkan data dari WHO tahun 2019 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia masih sangat tinggi yaitu sekitar 295.000 wanita meninggal selama dan setelah melahirkan. Persalinan pada tahun 2017, sebagian besar kematian ini (94%) terjadi di rangkaian sumber daya rendah, dan sebagian besar dapat dicegah dan diobati.

"Komplikasi lain mungkin ada sebelum kehamilan tetapi memburuk selama kehamilan, terutama jika tidak di tangani sebagai mana dari perawatan wanita," ujarnya.

Adapun lanjutnya, komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75% dari semua kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, tekanan darah tinggi   selama kehamilan (pre-eklamsia dan eklamsia), komplikasi dari persalina, dan aborsi yang tidak aman.

Sisanya disebabkan oleh beberapa penyakit seperti malaria atau terkait dengan kondisi kronik seperti penyakit jantung dan diabetes.

Menurutnya, di Indonesia data SDKI tahun 2012 AKI 359.000/KH dan AKB sebesar 32/1000 KH. Sedangkan di Kalimantan Selatan AKI tahun 2018 mencapai 108 per 100.000 kelahiran  hidup. 

Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.

Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan pre eklamsia /eklamsia, infeksi, persalinan macet dan abortus.

Sementara itu, penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti Empat Terlalu  (terlalu muda, terlau tua, terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran).

Menurut SDKI 2002 sebanyak 22,5% maupun yang mempersulit proses penanganan  kedaruratan kehamilan, persalinan dan  nifas seperti tiga terlambat (terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan), terlambat mencapai fasiltas kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan.

"Berdasarkan data rekapitulasi PWS-KIA di  Puskesmas Lokbatu tahun 2021 Kecamatan Batumandi didapatkan jumlah kematian ibu 1 orang penyebabnya eklampsia, jumlah kematian bayi 1 orang disebabkan BBLR/Asfiksia dan IUFD 5 orang, jumlah cakupan K1 murni yaitu 98 orang (86,73%) dari sasaran 113 orang (100%), K1 akses 104 orang (92%) sedangkan K4 92 orang (81%) dengan sasaran 113 orang (100%) ibu hamil," ungkapnya.

Kemudian, cakupan deteksi resiko tinggi oleh Nakes 20 orang (86,95%) dan Cakupan resiko tinggi oleh masyarakat 25 orang (108,69%) dari sasaran 23 orang. Cakupan Persalinan Normal sebanyak 108 orang (95,3%), persalinan di rumah sakit sebanyak 24 orang (23%), persalinan di rumah sakit swasta, klinik sebanyak 2 orang (1.85%) dan persalinan di puskesmas, pustu, polindes sebanyak 75 orang (73%) dengan sasaran 108 ibu bersalin.

Kemudian Cakupan penanganan komplikasi obstretri 30 orang (130,4%) dari sasaran 23 orang. Pelayanan nifas sebanyak 101 orang (94%) dengan sasaran 108 orang. KN lengkap sebanyak 93 bayi (90,2%) dari sasaran 103 bayi.

"Upaya Puskesmas Lokbatu untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan menurunkan angka mematian ibu dan angka  kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Lokbatu yaitu dengan meningkatkan mutu pelayanan program KIA diantaranya pelayanan Antenatal care sesuai standar, penyuluhan kesehatan untuk ibu hamil, mengaktifkan kelas ibu hamil dan senam ibu hamil yang dilaksanakan pada posyandu khusus ibu hamil dan pemantauan cakupan pelayanan KIA," jelasnya.

Oleh karena itu, Bidan sebagai ujung tombak yang berhubungan langsung dengan masyarakat, dalam memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan paripurna yang berfokus pada aspek pencegahan.

"Berdasarkan latar belakang tersebut maka terbentuklah Inovasi BUMIL CERDASS DIAN (Ibu Hamil Cegah Resiko dengan ANC Sesuai Standar Menghadapi Persalinan Aman)," sebutnya.

Ia menjelaskan, melalui inovasi ini di harapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat yaitu dengan meningkatkan skrining deteksi dini resiko tinggi oleh masyarakat, meningkatkan pengetahuan dan mencegah terjadinya Resiko Tinggi Kehamilan dan Komplikasi.

Serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam Deteksi Dini Resiko Kehamilan, Persalinan dan Nifas sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi.

"Tujuan inovasi ini adalah meningkatkan mutu pelayanan program KIA diantaranya pelayanan Antenatal care sesuai standar, penyuluhan Kesehatan untuk ibu hamil, mengaktifkan kelas ibu hamil dan senam ibu hamil yang dilaksanakan pada posyandu khusus ibu hamil dan pemantauan cakupan pelayanan KIA," sebutnya.

Kemudian juga menurunkan angka kematian ibu dan angka  kematian bayi (AKI dan AKB) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lok Batu, meningkatkan cakupan program KIA di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lok Batu, serta Mlmeningkatkan deteksi dini resiko tinggi pada ibu hamil dengan melibatkan masyarakat sehingga kejadian komplikasi kehamilan  dapat di deteksi dapat ditangani sedini mungkin.

"Alhamdulillah berkat inovasi BUMIL CERDASS DIAN yang merupakan kegiatan pelayanan kesehatan ibu hamil yang dilaksanakan di posyandu khusus ibu hamil mendapatkan dukungan dari Pemerintah desa setempat," ujarnya.

Dan pelaksanaannya telah berhasil dibeberapa desa misalnya pada tahun 2022 dimana pelaksanaan kegiatan di Desa Karuh, kemudian berlanjut di Desa Munjung, dan Desa Gunung Manau.

Lalu tahun 2023 Posyandu Bumil sebagai Bentuk dari Kegiatan Bumil Cerdass Dian di  laksanakan di Tiga Desa yatu Desa Lok Batu, Desa Bakung, Desa Tariwin.

"Adanya inovasi ini juga menjadi tersedianya bantuan alat untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu dari Pemerintah Desa bekerjasama dengan pihak UPTD Puskesmas Lok Batu, kemudian mendapat respon positif dari masyarakat terutama dari ibu hamil melalui media sosial/whatsapp, serta meningkatnya jumlah kunjungan ibu hamil ke layanan posyandu di desa-desa di wilayah kerja Puskesmas Lok batu," tutupnya.(rls/elhami)

Muhammad Elhami

“sesobek catatan di antara perjalanan meraih yang kekal dan memaknai kesementaraan; semacam solilokui untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, berbagi keresahan dan kegetiran, keindahan dan kebahagiaan, agar hidup menjadi cukup berharga untuk tidak begitu saja dilewatkan”

Lebih baru Lebih lama