Festival Dayak Maanyan Warukin: Merayakan Warisan Budaya

MERIAH: Festival Budaya Dayak Maanyan Warukin berlangsung meriah - Foto Dok Adaro.

TOPRILIS.COM, KALSEL - Para penari yang mengenakan pakaian adat, telah siap menyambut para tamu undangan di pintu masuk Balai Adat Warukin. Musik mulai melantun, tiba saatnya tarian Nampihik dan Natas Banyang dipertontonkan. Memandu langkah tetamu, jalan beriring menuju panggung utama perayaan Festival Budaya Dayak Maanyan Warukin (24/8).

Tahun ini adalah tahun ketiga perayaan festival ini diadakan, dengan mengusung tema ‘Isiru Ngume Wungkur’. “Tema ini merupakan bagian dari sembilan poin kehidupan Dayak Maanyan Warukin yang dikenal sebagai Ngume Naum”, terang Angki Ketua Festival.

Tema tersebut melambangkan ritual pembukaan lahan berladang. Dalam konteks budaya Dayak, ritual ini diadakan untuk memohon berkah dari leluhur dan memastikan kelancaran proses berladang.

Di tengah hari yang berawan, Katherina Ike, mewakili Penjabat Bupati Tabalong, secara resmi membuka festival dengan memukul gong yang telah disiapkan.

Dalam sambutannya yang disampaikan oleh Katherina, Hamida Munawarah menyebut festival budaya ini sebagai wahana pendidikan serta ekspresi seni dan budaya. 

“Kami memberikan apresiasi tinggi kepada generasi muda atas kontribusi mereka, sehingga festival ini dapat berlangsung dengan sukses,” ungkap Pj Bupati Tabalong.

Lebih lanjut, Hamida menegaskan bahwa Banua Tabalong memiliki kekayaan etnis dan budaya yang sangat beragam. Oleh karena itu, sinergi dari semua pihak sangat penting untuk pelestarian budaya lokal. 

“Semua pihak harus merasa terpanggil untuk menjaga, memelihara, dan melestarikan budaya lokal agar tidak tergantikan oleh budaya asing yang tidak sesuai,” tambahnya.

Selama festival, acara semakin meriah dengan penampilan empat nenek-nenek (itak) yang menghibur penonton dengan tumet leut, sebuah lagu adat masyarakat Dayak Maanyan, dan diakhiri dengan tarian Giring-Giring yang penuh warna.

Adaro, sebagai salah satu perusahaan yang aktif di wilayah tersebut, turut mendukung pengembangan adat dan budaya setempat, termasuk Festival Budaya Dayak Maanyan Warukin. Rinaldo Kurniawan, External Division Head Adaro, menjelaskan bahwa festival ini merupakan bentuk sinergi positif antara Adaro dan lembaga adat Dayak Maanyan Warukin. 

“Kami berharap festival ini dapat menjadi wadah yang efektif untuk pelestarian nilai-nilai adat dan budaya,” ujar Rinaldo dalam keterangan tertulis.

Festival Budaya Dayak Maanyan berlangsung dari 23 hingga 25 Agustus 2024. Sebelumnya, pada tanggal 23 Agustus, telah dilaksanakan Pawai Apui atau pawai obor yang diarak dari Balai Desa menuju Balai Adat, serta Bakisah Jenaka, stand-up comedy menggunakan bahasa Maanyan. Festival ini juga menampilkan berbagai tarian, perlombaan, serta stan kuliner dan kerajinan, menjadikannya sebuah perayaan budaya yang lengkap dan meriah.(rls/elhami)

Muhammad Elhami

“sesobek catatan di antara perjalanan meraih yang kekal dan memaknai kesementaraan; semacam solilokui untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, berbagi keresahan dan kegetiran, keindahan dan kebahagiaan, agar hidup menjadi cukup berharga untuk tidak begitu saja dilewatkan”

Lebih baru Lebih lama