Tiga Jurus AHY untuk Masyarakat Agar Tanah Tak Diserobot Mafia

CEGAH MAFIA: Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan tiga jurus untuk mencegah mafia merampas tanah masyarakat - Foto Net.

TOPRILIS.COM, JAKARTA - Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan tiga jurus untuk mencegah mafia merampas tanah masyarakat.

Pertama, ia meminta para pejabat berwenang hingga notaris untuk lebih teliti dan berhati-hati ketika membuat akta tanah. Hal ini untuk menghindari terjadinya sengketa.

Ia berharap, para pejabat di lingkungan ATR/BPR bisa terus menjaga integritas dan kepercayaan yang sudah diberikan oleh masyarakat. Salah satunya dengan memastikan keaslian dokumen yang diproses.

"Pastikan bahwa kepemilikan tanah yang akan diproses itu sesuai dengan data asli yang sah. Jika ada dugaan ketidakabsahan segera laporkan atau segera cabut akta tersebut dan jangan ada notaris atau pejabat pembuat akta tanah yang menjadi bagian dari mafia tanah," ujarnya dalam unggahan instagram, Rabu (31/7).

Kedua, Agus mengimbau agar masyarakat yang akan melakukan jual beli tanah melakukan verifikasi berlapis. Jangan sampai dokumen yang diterima palsu atau sedang bersengketa.

"Jika tidak yakin datanglah ke kantor pertanahan, BPN-BPN setempat. Ketidakcermatan dalam proses jual beli ini membuka peluang bagi merebaknya kasus-kasus penipuan dan penggelapan, dan masyarakat akhirnya kembali menjadi korban," jelasnya.

Ketiga, ia pun meminta kepada pemilik tanah untuk merawat atau memberikan tanda terhadap aset tanah miliknya. Sebab, banyak mafia tanah yang berupaya mengambil alih atau mengusai lahan-lahan yang kosong.

"Jika memiliki kemampuan, pasang lah patok-patok batas secara fisik. Paling tidak mencegah orang-orang yang memang mengitari daerah-daerah, lokasi-lokasi yang tidak dihuni, seolah ditinggalkan dan kemudian itu rentan diserobot oleh mafia tanah tadi," pungkasnya.(CNN Indonesia/elh)

Muhammad Elhami

“sesobek catatan di antara perjalanan meraih yang kekal dan memaknai kesementaraan; semacam solilokui untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, berbagi keresahan dan kegetiran, keindahan dan kebahagiaan, agar hidup menjadi cukup berharga untuk tidak begitu saja dilewatkan”

Lebih baru Lebih lama