CADANGAN: Kementerian ESDM menyiapkan cadangan BBM hingga LPG untuk menghadapi krisis atau kondisi kritis Indonesia di kemudian hari - Foto Net. |
TOPRILIS.COM, JAKARTA - Kementerian ESDM mengakui tengah menyiapkan cadangan bahan bakar minyak (BBM) hingga liquefied petroleum gas (LPG) untuk menghadapi krisis atau kondisi kritis Indonesia di kemudian hari.
Ini merupakan mandat dari Presiden Joko Widodo. Arahan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 96 Tahun 2024 tentang Cadangan Penyangga Energi yang terbit 2 September 2024 lalu.
Penjelasan ini diungkap Direktur Konservasi Energi Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi.
"Cadangan penyangga energi sudah ditetapkan perpres-nya," kata Hendra dalam Indonesia Energy Forum 2024 di Jakarta Selatan, Selasa (10/9).
"Sehingga kita punya semacam fasilitas penyimpanan apabila negara dalam keadaan kritis, punya cadangan berbagai jenis BBM," tambahnya.
Namun, Hendra tak bisa menjelaskan lebih lanjut mengenai penyiapan cadangan itu. Ia menekankan hal tersebut bukan wewenangnya selaku pejabat EBTKE.
Memang ada sejumlah jenis energi yang dicadangkan Pemerintah Indonesia. Ini tertuang dalam Pasal 6 Perpres Nomor 96 Tahun 2024.
Pertama, BBM jenis bensin atau gasoline sejumlah 9,64 juta barel. Kedua, LPG sebanyak 525,78 ribu metrik ton. Ketiga, 10,17 juta barel minyak bumi.
"Waktu CPE sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf c merupakan lama waktu yang ditentukan untuk memenuhi jumlah CPE sebagaimana dimaksud dalam pasal 6, sampai dengan kurun waktu 2035 yang dipenuhi sesuai dengan kemampuan keuangan negara," tulis pasal 7 beleid tersebut.
Kementerian ESDM lantas mengutip data Dewan Energi Nasional (DEN) soal indeks ketahanan energi. Hendra mengatakan Indonesia masih dalam kondisi tahan.
Ia merinci ada beberapa tingkatan mengenai kondisi ketahanan energi Indonesia. Ini mencakup sangat rentan, rentan, kurang tahan, tahan, dan sangat tahan.
"Kalau kita lihat di 2023 indeks ketahanan energi kita dalam kondisi tahan, 6,64 indeksnya. Jadi, Dewan Energi Nasional (DEN) sudah merilis bagaimana kita punya indeks," tandas Hendra.(CNN Indonesia/elh)
Tags
Bisnis