TOPRILIS.COM, KALSEL - Human Resource Department (HRD) bekerja sama dengan Tim Industrial Hygiene & Occupational Health (IHOH) Adaro mengadakan sesi bincang sehat atau health talk bertema Ergonomi Efek pada Tulang Belakang dan Tulang Syaraf, Dampak pada Ambien, dan Pencegahan Low Back Pain, Rabu (11/9) di Training Center Adaro Kelanis.
Dokter spesialis neurologis, dr. Yohanis Lamerkabel, Sp.N dari Rumah Sakit Pertamina Tanjung didaulat sebagai Narasumber pada kegiatan tersebut.
Bincang tersebut berfokus pada topik Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah. Dr. Yohanis menjelaskan bahwa LBP adalah sindrom klinik yang mencakup berbagai gejala nyeri di daerah punggung bawah dan sekitarnya, dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan nyeri atau kesemutan pada satu atau kedua kaki.
Faktor psikologis seperti kecemasan, depresi, dan stres dapat memperburuk nyeri punggung bawah.
"Faktor-faktor ini dapat meningkatkan persepsi nyeri dan mengurangi kemampuan seseorang untuk mengatasi nyeri tersebut," tambahnya.
Pekerja berusia antara 20 hingga 50 tahun paling sering mengalami LBP, dengan prevalensi mencapai 84% pada orang dewasa.
Wanita dan orang yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi. Sebabnya, karena wanita cenderung mengalami osteoporosis lebih cepat, sedangkan orang obesitas berisiko 5 kali lebih tinggi.
Untuk mencegah LBP, dr. Yohanis merekomendasikan modifikasi gaya hidup seperti olahraga teratur, pola makan sehat, menjaga postur tubuh yang benar, menghindari angkatan beban berat, dan menggunakan korset tulang belakang.
"Olahraga membantu memperkuat otot dan meningkatkan fleksibilitas pinggang, yang dapat mengurangi risiko kekambuhan," jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya pemilihan alas kaki yang tepat untuk menjaga postur tubuh yang baik.
Lebih lanjut, tindakan pencegahan dapat meliputi suntikan tulang belakang atau injeksi epidural steroid, dengan prosedur bedah sebagai opsi terakhir jika diperlukan.(rls/elhami)