KPU RI Minta Simulasi Calon Tunggal Vs Kotak Kosong Digelar di Daerah

SIMULASI: KPU meminta perwakilannya di daerah menggelar simulasi pemungutan suara yang hanya memiliki satu pasangan bakal calon kepala daerah sehingga melawan kotak kosong di Pilkada 2024 - Foto Net.


TOPRILIS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta perwakilannya di daerah menggelar simulasi pemungutan suara yang hanya memiliki satu pasangan bakal calon kepala daerah sehingga melawan kotak kosong di Pilkada 2024.

"Nanti kita akan bebankan teman-teman provinsi, terutama kalau memang ada waktu dan kesempatan, kita dorong untuk melakukan simulasi. Sehingga, inikan spesifik ya. Kalau untuk simulasi umum sebenarnya silakan teman di daerah masing-masing. Biasanya level provinsi," kata Ketua KPU RI, Moch Afifuddin di Maros, Sulsel, Minggu (15/9).

Afifuddin menyebut secara nasional terdapat satu provinsi dan 37 kabupaten kota yang memiliki bakal pasangan calon tunggal yang sementara ini berkas pendaftarannya di KPU masing-masing dalam proses penyelesaian. Namun, kepastiannya akan disampaikan pada tanggal 22 September.

"Jadi nanti kepastiannya setelah 22 September. Nanti kami akan update saat penetapan calon tanggal 22 September," tuturnya.

Potensi terjadi kecurangan di Pilkada serentak menjadi fokus KPU RI, sehingga, kata Afifuddin, pihaknya tentu akan berkolaborasi dengan pihak TNI dan Polri untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang mengganggu suasana demokratis, adil dan transparan.

"Ya kalau dengan kepolisian sudah terjalin baik, tidak hanya yang kotak kosong semua titik kita koordinasi dengan teman kepolisian dan insya Allah sudah dikonsolidasikan dengan baik," jelasnya.

Ketua KPU RI menerangkan jika pada Pilkada serentak nantinya kotak kosong memiliki suara terbanyak, maka Pilkada tersebut tidak diulang.

"Bukan diulang, tapi Pilkada selanjutnya dilaksanakan satu tahun kemudian. Nanti kami akan simulasikan tahapannya," pungkasnya.(CNN Indonesia/elh)




Muhammad Elhami

“sesobek catatan di antara perjalanan meraih yang kekal dan memaknai kesementaraan; semacam solilokui untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, berbagi keresahan dan kegetiran, keindahan dan kebahagiaan, agar hidup menjadi cukup berharga untuk tidak begitu saja dilewatkan”

Lebih baru Lebih lama