TOPRILIS.COM, KALSEL – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya didampingi Presiden Direktur PT Adaro Indonesia Priyadi, melakukan kunjungan di lokasi Pembangunan Persemaian Liang Anggang (PPLA) di Kelurahan Landasan Ulin, Kecamatan Lianganggang, Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan (Kalsel), Selasa (3/9/2024).
Persemaian bibit seluas 14 Ha dengan kapasitas 10 juta batang pohon ini telah rampung dibangun PT Adaro Energy
Indonesia Tbk (Adaro) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Dalam kunjungan ini, Menteri LHK dan rombongan melakukan penanaman pohon sekaligus melakukan pengecekan progres pembangunan PLA yang nantinya akan diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia Joko Widodo.
Presiden Direktur PT Adaro Indonesia, Priyadi mengatakan, sebagai perusahaan pemegang Pinjam Pakai Kawasan Hutan (PPKH), berkomitmen mendukung penuh upaya pemerintah untuk mempercepat pemulihan lahan kritis di Indonesia melalui pembangunan persemaian
berskala besar.
Ia berharap semoga PPLA ini dapat berkontribusi pada penanganan lahan
kritis di berbagai wilayah di Indonesia serta turut membantu Indonesia dalam upaya penanganan perubahan iklim global.
Indonesia Joko Widodo.
Presiden Direktur PT Adaro Indonesia, Priyadi mengatakan, sebagai perusahaan pemegang Pinjam Pakai Kawasan Hutan (PPKH), berkomitmen mendukung penuh upaya pemerintah untuk mempercepat pemulihan lahan kritis di Indonesia melalui pembangunan persemaian
berskala besar.
"Kami merasa bangga mendapatkan amanah untuk bersama-sama dengan KLHK dan Kementerian PUPR, merampungkan pembangunan persemaian Liang Anggang yang berkapasitas 10 juta batang pohon. Selain pembiayaan sarana dan prasarana pusat persemaian, Kami juga akan melaksanakan fungsi pengawasan dalam operasional persemaian Liang Anggang," ujarnya.
Ia berharap semoga PPLA ini dapat berkontribusi pada penanganan lahan
kritis di berbagai wilayah di Indonesia serta turut membantu Indonesia dalam upaya penanganan perubahan iklim global.
Seperti diketahui Indonesia telah menegaskan agenda Indonesia’s FoLU Net Sink 2030 sebagai aksi mitigasi yang menunjukkan ambisi aksi iklim dalam pelaksanaan target kinerja melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan sistematis.
Salah satu kunci pertama dan memegang peranan penting untuk mencapai hal tersebut yakni dengan penyediaan bibit berkualitas untuk kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yang lebih masif dan terstruktur.
Untuk itu, pemerintah mendorong semua pihak untuk berkolaborasi dalam percepatan pemulihan lingkungan, termasuk upaya peningkatan tutupan hutan dan lahan atau reforestasi. Hal ini berkaitan sangat erat dengan langkah-langkah Indonesia dalam merespon kondisi global yang berkaitan dengan sustainability, biodiversity, dan sirkuler ekonomi, juga dalam orientasi carbon
offset.
Salah satu kunci pertama dan memegang peranan penting untuk mencapai hal tersebut yakni dengan penyediaan bibit berkualitas untuk kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yang lebih masif dan terstruktur.
Untuk itu, pemerintah mendorong semua pihak untuk berkolaborasi dalam percepatan pemulihan lingkungan, termasuk upaya peningkatan tutupan hutan dan lahan atau reforestasi. Hal ini berkaitan sangat erat dengan langkah-langkah Indonesia dalam merespon kondisi global yang berkaitan dengan sustainability, biodiversity, dan sirkuler ekonomi, juga dalam orientasi carbon
offset.
Dalam hal ini, persemaian disiapkan oleh Kementerian LHK dan Kementerian PUPR Ditjen Sumber Data Air BWS Kalimantan III memberikan dukungan untuk penyediaan air di area tersebut. Di areal produksi dengan luas 6.6 hektar dan berkapasitas 10 juta batang per tahun ini, akan ditanami pohon dengan jenis bibit kayu-kayuan, Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), endemik dan estetik.
Bibit-bibit tanaman multifungsi ini nantinya akan didistribusikan ke lahan kritis di seluruh Indonesia. Kolaborasi ini juga melibatkan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan untuk melakukan pengelolaan distribusi bibit, dari proses perencanaan, distribusi, hingga monitoring bibit. Bibit dari PLA diharapkan dapat membantu kegiatan RHL di wilayah pengelolaan Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Barito baik yang dilakukan oleh Kementerian LHK melalui BPDAS.
Barito maupun yang dilakukan pemerintah daerah salah satunya adalah Gerakan Revolusi Hijau yang dicanangkan Gubernur Kalimantan Selatan. Pembangunan PLA juga dilaksanakan sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk membangun fasilitas persemaian dengan skala besar pada setiap provinsi guna mendukung pemulihan ekosistem melalui rehabilitasi hutan dan lahan, termasuk reklamasi areal/lahan bekas tambang.
Dengan berbekal pengalaman Adaro dalam melakukan rehabilitasi serta pengelolaan lahan bekas tambang, lahan kritis maupun rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS), maka kolaborasi Adaro dan pemerintah dalam pusat persemaian ini diharapkan akan memberikan manfaat secara ekologi dan juga manfaat secara ekonomi bagi masyarakat sekitar.(rls/elhami)
Tags
Daerah