Nakes di Barut Dituntut Memiliki Kompetensi Penanganan Kegawatdaruratan

PELATIHAN: Pelatihan BTCLS bagi puskesmas se-Barut, Rabu (4/9/2024) di aula Dinas Kesehatan Barut - Foto Dok Nett



TOPRILIS.COM, KALTENG- Dinas Kesehatan Barito Utara (Barut) menggelar pelatihan Basic Trauma Life Support (BTCLS) bagi perawat di Puskesmas, Rabu (4/9/2024).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barut Pariadi mengatakan, perawat dituntut memiliki kompetensi dalam menangani masalah kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler.

“Salah satu upaya dalam peningkatan kompetensi tersebut dilakukan melalui pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS). BTCLS merupakan salah satu pelatihan dasar bagi perawat dalam menangani masalah kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler,” kata Pariadi.


Dirinya juga mengatakan penanganan masalah tersebut ditujukan untuk melakukan pengkajian awal dan memberikan penanganan kegawatdaruratan dasar, sehingga dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan.

Di Indonesia data dari riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 menunjukan bahwa prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) sejak 2007-2018 mengalami peningkatan.

“Selain itu, data juga menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran usia pasien PJK yang tadinya banyak terjadi di usia tua, saat ini PJK juga dialami oleh kelompok usia muda (25-34 tahun),” tambahnya.

Menurutnya, berdasarkan jenis kelamin, prevalensi PJK terjadi lebih sering pada wanita dibandingkan dengan laki-laki. Penduduk perkotaaan lebih banyak menderita PJK dibandingkan penduduk pedesaan. Dalam kondisi gawat darurat, PJK yang tidak tertangani dengan baik dapat mengakibatkan henti jantung hingga kematian.

Selain PJK, prevalensi cedera di Indonesia juga mengalami peningkatan. Cedera yang tidak ditangani dengan baik selain dapat berujung pada kematian juga dapat berujung kecacatan yang mengganggu aktivitas sehari hari bahkan menyebabkan korban tidak produktif dan kehilangan pekerjaan.

Menurut data Riskesdas 2018, cedera sering terjadi pada penduduk usia produktif (15-24 tahun) yang menyebabkan panca indera tidak berfungsi, kehilangan sebagian anggota badan dan catat permanen. Laki laki lebih sering mengalami cedera dibandingkan dengan wanita.

“Anggota gerak atas dan bawah adalah bagian tubuh yang paling sering mengalami cedera. Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama terjadinya cedera. Berdasarkan tempat terjadinya, rumah dan lingkungan sekitarnya menjadi tempat tersering terjadinya cedera (44.7 persen) sedangkan jalan raya menempati posisi kedua tersering (31.4 persen),” timpalnya lagi.

“Penanganan yang cepat dan tepat dari mulai pre-hospital hingga intra-hopital oleh perawat sangat penting untuk mencegah kecacatan dan kematian. Oleh karena itu perawat dituntut untuk memiliki kompetensi dalam menangani masalah kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler,” tukasnya.

Sumber: Nett

Lebih baru Lebih lama