KLHK Targetkan 300 Peta Jalan Pengurangan Sampah dari Produsen pada 2025

KURANGI SAMPAH: KLHK menargetkan terbentuk 300 peta jalan atau roadmap yang dibuat oleh produsen untuk pengurangan sampah pada 2025 - Foto Net.

TOPRILIS.COM, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan terbentuk 300 peta jalan atau roadmap yang dibuat oleh produsen untuk pengurangan sampah pada 2025. Hal itu diungkapkan oleh Dirjen PSLB3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati.

"Menargetkan sekitar 300, sekitar 300-lah harus ada peta jalan," ungkap Rosa seusai acara Pemberian Apresiasi atas Pelaksanaan Peta Jalan Pengurangan Sampah Tahun 2024 di Hotel Westin Jakarta pada Senin (7/10/2024)

Peta jalan tersebut merupakan tanggung jawab produsen dalam pencapaian target pengurangan sampah nasional. Rosa menyebut setidaknya implementasi pelaksanaannya tercapai 50% dari target tersebut.

"Yang implementasi kayaknya ga mungkin sampe 300, paling nggak separuh dari 300 itu sudah ada implementasi," kata Rosa.

Adapun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah memberikan apresiasi kepada 20 dari 52 produsen yang telah melaksanakan peta jalan pengurangan sampah. Apresiasi tersebut diberikan atas komitmen dan kepatuhan produsen dalam mencapai target pengurangan sampah.

"Kenapa 20 produsen ini diberikan penghargaan, karena memang 20 perusahaan ini telah membuat peta jalan pengurangan sampah dan telah melakukan implementasinya," tegas Rosa

Diketahui sebanyak 127 ribu ton sampah pada 2023 berhasil dikurangi oleh 20 perusahaan tersebut. Sebanyak 30% dari sampah yang dihasilkan berhasil dikurangi melalui kerja sama produsen dan bank sampah hingga pusat daur ulang dengan membentuk peta jalan pengurangan sampah.

"Ini kan sesuai dengan peta jalan, apa namanya, pengurangan sampah yaitu 30% dari sampah yang dihasilkan itu kemudian bisa dikurangi," kata Rosa

"Usaha yang dilakukan adalah mereka bekerja sama dengan bank sampah pusat daur ulang," jelasnya.(detik.com/elh)

Muhammad Elhami

“sesobek catatan di antara perjalanan meraih yang kekal dan memaknai kesementaraan; semacam solilokui untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, berbagi keresahan dan kegetiran, keindahan dan kebahagiaan, agar hidup menjadi cukup berharga untuk tidak begitu saja dilewatkan”

Lebih baru Lebih lama