Meriahkan Tradisi Baayun Maulud, Ratusan Masyarakat Kalsel Berpartisipasi di Museum Lambung Mangkurat

TRADISI MAULUD : Gubernur Kalsel Sahbirin Noor memberikan tepung tawar kepada peserta Baayun Maulud di Museum - foto dok dprdkalsel 

 

TOPRILIS.COM, KALSEL  - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui UPTD Museum Lambung Mangkurat kembali menggelar Tradisi Budaya Baayun Maulud. Acara ini dihadiri oleh ratusan masyarakat dari 13 kabupaten/kota di halaman museum, sebagai wujud pelestarian budaya yang telah menjadi warisan turun-temurun.

Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, menyatakan pentingnya tanggung jawab bersama dalam melestarikan kesenian ini. Tradisi Baayun Maulud diadakan setiap bulan Rabi’ul Awal, bertepatan dengan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

“Kita harus terus melestarikan seni, budaya, dan tradisi Islam yang ada di masyarakat Kalimantan Selatan,” tegasnya saat menghadiri acara, Kamis (3/10).

Lebih lanjut, Gubernur menjelaskan bahwa selain sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, Baayun Maulud juga bertujuan untuk mendoakan agar anak-anak yang diayun selalu mendapat kebaikan dalam menjalani hidup. Dengan demikian, tradisi ini diharapkan dapat dikenalkan kembali kepada generasi muda agar nilai-nilai budaya Banjar tidak punah oleh perubahan zaman.

“Melalui acara ini, kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran untuk memperteguh keimanan kepada Allah SWT serta mencintai junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,” harapnya.

Istri Gubernur, Raudatul Jannah, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk melestarikan budaya Banjar agar tetap hidup dan berkembang di kalangan masyarakat. “Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW semakin menambah keberagamaan di Kalimantan Selatan, memperkuat kecintaan umat kepada Nabi,” ungkapnya.

Kepala UPTD Museum Lambung Mangkurat, M. Taufik Akbar, menjelaskan bahwa kegiatan Baayun Maulud dilaksanakan secara gratis, dengan peserta diharuskan membawa sarung panjang dan selendang. Ia mencatat bahwa acara ini diikuti oleh 276 peserta, mulai dari usia satu bulan hingga 76 tahun, dengan beberapa peserta berasal dari provinsi tetangga, Kalimantan Timur. 

“Ini adalah wujud kebersamaan kita dalam melestarikan tradisi, yang sekaligus menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi di antara masyarakat,” pungkasnya.(rls/tiwi)


elsa pratiwi

Banyak Berbuat Sedikit Berbicara, Belajarlah untuk terus memperbaiki apa yang kau anggap salah, dan Jangan pernah Untuk Mengulanginya

Lebih baru Lebih lama