 |
| PERESMIAN: Peresmian Zona UMKM Masjid Berdaya Adaro di Masjid Di’aul Abidin, Kasiau - Foto Dok PT Adaro Indonesia. |
TOPRILIS.COM, KALSEL - Masjid bukan hanya tempat sujud dan doa, tetapi juga ruang untuk bertumbuh dan saling menguatkan. Semangat inilah yang melandasi peresmian Zona UMKM Masjid Berdaya Adaro di Masjid Di’aul Abidin, Kasiau, pada Sabtu (1/3).
Program ini menjadi langkah nyata untuk mendorong kemandirian ekonomi jamaah, sejalan dengan visi memuliakan masjid sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.
Yuri Budhi Sujalmi, perwakilan CSR PT Adaro Indonesia, menyampaikan bahwa konsep masjid hari ini berkembang jauh melampaui fungsinya sebagai tempat ibadah.
"Kami memaknainya lebih dalam, masjid juga bisa menjadi pusat tolong-menolong. Lewat sentra UMKM ini, harapannya masyarakat, khususnya para ibu-ibu jamaah, bisa berdaya secara ekonomi," ujar Yuri.
Zona UMKM ini membuka peluang bagi jamaah untuk memasarkan produk mereka, mulai dari makanan hingga kerajinan tangan. Lebih dari itu, Yuri juga berharap masjid-masjid di sekitar Kasiau dapat mengikuti jejak Masjid Jogokaryan di Yogyakarta, yang sukses mengelola operasional masjid secara mandiri berkat kekuatan ekonomi jamaahnya.
Peresmian Zona UMKM Masjid Berdaya Adaro merupakan bagian dari rangkaian program Masjid Berdaya Adaro yang digagas bersama Koperasi Darmawan melalui Baitul Tahfidz Entrepreneur (BTE). Program ini bertujuan menguatkan peran masjid tak hanya dalam aspek keagamaan, tetapi juga ekonomi dan sosial jamaah.
Program ini melanjutkan upaya pemberdayaan yang telah dimulai sejak 2023, di mana Adaro bersama BTE telah menyalurkan bantuan modal usaha ke 10 masjid di Ring 1 Tabalong, melibatkan 45 UMKM jamaah.
Kedepannya, PT Adaro Indonesia bersama BTE juga akan terus melakukan pendampingan rutin, termasuk studi banding manajemen masjid, untuk membangun masjid yang lebih adaptif terhadap teknologi, memperkuat solidaritas antarjamaah, dan mendorong integrasi antarmasjid.
Peresmian Zona UMKM Masjid Berdaya Adaro di Masjid Di’aul Abidin menjadi awal dari gerakan besar, menjadikan masjid sebagai pusat spiritual dan ekonomi, tempat di mana ibadah dan pemberdayaan berjalan beriringan.(PT Adaro Indonesia/elh)